Selasa, 07 April 2015

Memecah Karang Batu menjadi Air yang Tak Terbatas

Refleksi Kuliah keempat Mata Kuliah Pengembangan Learning Trajectory Pendidikan Dasar
Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit
Rabu, 11 Maret 2015

“Orang berilmu yang tidak mau belajar diibaratkan sebagai batu”
(Prof. Marsigit)

Ilmu dapat diraih dengan adanya hermenitika. Hermenitika itu menembus ruang dan waktu. Dengan menembus ruang dan waktu seseorang dapat mencapai kesuksesan dan meraih ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang diraih dengan menembus ruang dan waktu merupakan suatu hal sopan dan santun. Dari hal tersebut seseorang dapat membedakan yang dihadapinya. Bekal tersebut dapat menjadikan guru menjadi lebih cerdas dan bijak dalam menghadapi siswa-siswanya.
Seorang guru profesional harus memiliki bekal pengetahuan sebelum terjun ke lapangan untuk melayani siswa. Seorang calon guru sebaiknya mampu melakukan introspeksi diri dan memiliki wawasan luas. Seorang calon guru yang berpikir sempit dan kurang membuka diri untuk menambah wawasan pengetahuan itu layaknya batu karang yang berdiri gagah di lautan, tak bergeming dengan derasnya ombak yang menghantam. Saat menjadi seorang guru, maka kita harus dapat memecah pikiran kita yang keras layaknya batu. Kita harus dapat menerima banyak pengetahuan dari berbagai lokasi. Seorang calon guru harus bisa menembus ruang dan waktu, oleh karena itu harus memiliki pikiran yang fleksibel dan luwes, bukanlah pikiran yang keras mengarah ke satu titik tanpa memperhatikan hal-hal lainnya.
Dalam mencari ilmu kita harus dengan hati ikhlas. Bila masih keras seperti batu, maka tak akan bisa menembus ruang dan waktu. Oleh karena itu batu harus dipecah-pecah sampai seperti pasir dan debu. Kemudian akan melebur seperti air dan dapat menembus ruang dan waktu sampai tak terbatas.
Menembus ruang dan waktu yang menjadikan sopan dan santun sangat bermanfaat bagi kehidupan. Hidup adalah berhermenetika, pikiran perlu dicocokkan dengan tindakannya, tindakan perlu dicocokkan, demikian seterusnya. Maka, metode belajar yang paling baik adalah sesuai kodratnya. Artinya, siswa belajar memerlukan pergaulan antara siswa, guru, dan lingkungannya agar dapat membangun menembus ruang dan waktu.

Direfleksikan oleh.
Ratna Winahyu Hadiyanti
14712251007

Pendidikan Dasar Konsentrasi Praktisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar