Hasil Refleksi perkuliahan dengan Prof.
Dr. Marsigit, MA
Istilah
Learning Trajectory pertama kali
digunakan oleh Simon yang mengajukan konsep tentang hypothetical learning trajectory. Learning trajectory yaitu lintasan atau rute belajar yang
memberikan gambaran tentang pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa
(sebagai titik start) dan setiap langkah dari satu titik ke titik berikutnya,
menggambarkan proses berpikir yang siswa gunakan, metode yang siswa pakai,
ataupun tingkat-tingkat berpikir yang siswa tunjukkan.
Ada tiga
komponen utama dari learning trajectory, yaitu
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar siswa.
Tujuan pembelajaran sebagai komponen pertama mengindikasikan perlunya perumusan
tujuan pembelajaran sebagai bentuk hasil yang akan kita tuju atau capai setelah
proses pembelajaran. Penentuan tujuan pembelajaran sangat bermanfaat dalam
penentuan arah dan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan maka kegiatan pembelajaran sebagai jalan
untuk mencapai tujuan pembelajaran bisa dirancang. Kegiatan dalam pembelajaran
dapat disusun menjadi sub-sub kegiatan dengan sub-sub tujuan pembelajaran. Komponen
terakhir dari learning trajectory adalah
hipotesis proses belajar siswa yang berguna untuk merancang tindakan ataupun alternative
strategi untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dihadapi siswa dalam
proses pembelajaran. Learning trajectory atau
bagaimana cara anak-anak berpikir ketika mereka belajar untuk mencapai tujuan
spesifik dari proses pembelajaran, melalui serangkaian tugas-tugas
instruksional yang dirancang untuk menimbulkan proses-proses mental atau
tindakan yang dihipotesiskan untuk memindahkan anak-anak melalui pengembangan
perkembangan berfikir anak.
Dapat
disimpulkan lintasan belajar menggambarkan tujuan pembelajaran, proses belajar
dan berpikir anak pada berbagai tingkatan, dan aktivitas pembelajaran yang
mungkin menarik bagi siswa.
Sesuai
refleksi dari perkuliahan dengan Prof. Marsigit dalam membangun learning trajectory sudah semestinya
seorang guru harus bisa menyesuaikan dengan keadaan. Secara filsafat seorang
guru harus bisa menyesuaikan ruang dan waktu. Untuk dapat mencapai hal tersebut
seorang guru tidak boleh untuk merasa puas dengan pengetahuan yang dmilikinya.
Seorang guru harus selalu belajar. Bukan hanya belajar saja tetapi juga harus
senantiasa tawakal, tekun, rajin, dan sabar.
Guru
harus mengetahui dan memahami perangkat pembelajaran yang berupa UUD 1945, UU,
PP, kurikulum, silabus, RPP, LKS, dll. Namun seorang guru tidak hanya
berpedoman pada perangkat pembelajaran saja. Guru yang hanya berpedoman hal
tersebut sama halnya dengan tukang. Guru yang baik harus mengetahui setiap
tingkatan di atasnya yaitu sesuatu yang akuntabel. Agar guru dapat dipercaya
maka harus mau untuk membaca berbagai referensi yang bersumber dari buku,
internet, dsb.
Guru
juga harus mengetahui mengenai teori-teori belajar. Dari teori-teori belajar tersebut
guru dapat memprediksi alur belajar siswa. Dari hal tersebut guru dapat
membangun learning trajectory.
Melalui pengetahuannya akan berbagai macam teori maka seorang guru dapat
memilih pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran.
Teaching trajectory berkaitan
dengan bagaimana cara mengajar kepada siswa. Oleh karena itu membangun learning trajectory dan menerapkannya
dalam teaching trajectory akan
memaksimalkan kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut hanya akan dapat dicapai
oleh guru professional. Guru yang berkompeten akan selalu mencari inovasi-inovasi
pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
dapat membentuk siswa yang memiliki karakter baik seperti bertakwa, mandiri,
dan cendekia sehingga dapat bertahan oleh gempuran paham-paham yang melunturkan
kebudayaan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar