Selasa, 14 April 2015

MEMBANGUN LEARNING TRAJECTORY DAN MENERAPKAN TEACHING TRAJECTORY OLEH RATNA WINAHYU HADIYANTI

Hasil Refleksi perkuliahan dengan Prof. Dr. Marsigit, MA


Istilah Learning Trajectory pertama kali digunakan oleh Simon yang mengajukan konsep tentang hypothetical learning trajectory. Learning trajectory yaitu lintasan atau rute belajar yang memberikan gambaran tentang pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa (sebagai titik start) dan setiap langkah dari satu titik ke titik berikutnya, menggambarkan proses berpikir yang siswa gunakan, metode yang siswa pakai, ataupun tingkat-tingkat berpikir yang siswa tunjukkan.
Ada tiga komponen utama dari learning trajectory, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar siswa. Tujuan pembelajaran sebagai komponen pertama mengindikasikan perlunya perumusan tujuan pembelajaran sebagai bentuk hasil yang akan kita tuju atau capai setelah proses pembelajaran. Penentuan tujuan pembelajaran sangat bermanfaat dalam penentuan arah dan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan maka kegiatan pembelajaran sebagai jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran bisa dirancang. Kegiatan dalam pembelajaran dapat disusun menjadi sub-sub kegiatan dengan sub-sub tujuan pembelajaran. Komponen terakhir dari learning trajectory adalah hipotesis proses belajar siswa yang berguna untuk merancang tindakan ataupun alternative strategi untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Learning trajectory atau bagaimana cara anak-anak berpikir ketika mereka belajar untuk mencapai tujuan spesifik dari proses pembelajaran, melalui serangkaian tugas-tugas instruksional yang dirancang untuk menimbulkan proses-proses mental atau tindakan yang dihipotesiskan untuk memindahkan anak-anak melalui pengembangan perkembangan berfikir anak.
Dapat disimpulkan lintasan belajar menggambarkan tujuan pembelajaran, proses belajar dan berpikir anak pada berbagai tingkatan, dan aktivitas pembelajaran yang mungkin menarik bagi siswa.
Sesuai refleksi dari perkuliahan dengan Prof. Marsigit dalam membangun learning trajectory sudah semestinya seorang guru harus bisa menyesuaikan dengan keadaan. Secara filsafat seorang guru harus bisa menyesuaikan ruang dan waktu. Untuk dapat mencapai hal tersebut seorang guru tidak boleh untuk merasa puas dengan pengetahuan yang dmilikinya. Seorang guru harus selalu belajar. Bukan hanya belajar saja tetapi juga harus senantiasa tawakal, tekun, rajin, dan sabar.
Guru harus mengetahui dan memahami perangkat pembelajaran yang berupa UUD 1945, UU, PP, kurikulum, silabus, RPP, LKS, dll. Namun seorang guru tidak hanya berpedoman pada perangkat pembelajaran saja. Guru yang hanya berpedoman hal tersebut sama halnya dengan tukang. Guru yang baik harus mengetahui setiap tingkatan di atasnya yaitu sesuatu yang akuntabel. Agar guru dapat dipercaya maka harus mau untuk membaca berbagai referensi yang bersumber dari buku, internet, dsb.
Guru juga harus mengetahui mengenai teori-teori belajar. Dari teori-teori belajar tersebut guru dapat memprediksi alur belajar siswa. Dari hal tersebut guru dapat membangun learning trajectory. Melalui pengetahuannya akan berbagai macam teori maka seorang guru dapat memilih pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran.

Teaching trajectory berkaitan dengan bagaimana cara mengajar kepada siswa. Oleh karena itu membangun learning trajectory dan menerapkannya dalam teaching trajectory akan memaksimalkan kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut hanya akan dapat dicapai oleh guru professional. Guru yang berkompeten akan selalu mencari inovasi-inovasi pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat membentuk siswa yang memiliki karakter baik seperti bertakwa, mandiri, dan cendekia sehingga dapat bertahan oleh gempuran paham-paham yang melunturkan kebudayaan bangsa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar