Selasa, 03 Maret 2015

Bekal bagi Penerjemah Keberhasilan Belajar Anak

Refleksi Kuliah perdana Mata Kuliah Pengembangan Learning Trajectory
Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit
Rabu, 11 Februari 2015

Salah satu kewajiban seorang anak usia sekolah adalah belajar. Setiap orang tua menghendaki anaknya untuk belajar dengan giat. Pada umumnya orang tua menganggap apabila anaknya belajar dengan giat maka anaknya akan berhasil dan meraih prestasi gemilang. Anggapan semacam itu menuntut semua anak untuk menghabiskan waktunya untuk belajar dan belajar. Alih-alih untuk meraih hasil belajar maksimal, orang tua memasukkan anaknya ke lembaga bimbingan belajar dan les privat. Hal itu dilakukan agar anaknya intens dalam belajar. Dari hal tersebut akan membuat pandangan negatif pada anak karena anak akan menganggap bahwa belajar itu melelahkan dan menghabiskan waktu.
Sebenarnya apabila ditelisik, belajar yang maksimal tak hanya dilakukan di lembaga-lembaga bimbingan belajar saja. Apabila seorang anak sudah jatuh cinta dengan belajar, anak akan mencapai High Order Thinking (HOT) dan melakukan kegiatan belajar sebagai kebiasaannya. Bagaimanakah cara agar anak dapat jatuh cinta dengan belajar? Itu semua menjadi tantangan bagi para pendidik untuk menumbuhkan rasa cinta pengetahuan bagi anak.Seorang guru harus mengetahui bagaimana siswa belajar serta guru harus bisa menumbuhkan motivasi anak untuk belajar sehingga anak jatuh cinta dengan belajar.
Namun menumbuhkan motivasi belajar anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seorang guru harus punya bekal dan kreatif memanfaatkan segala hal pendukung kegiatan pembelajaran. Guru juga harus bisa memberikan terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi untuk kegiatan proses belajar mengajar. Dengan inovasi-inovasi kegiatan pembelajaran akan memberikan iklim yang menyenangkan bagi siswa karena siswa tidak merasa jenuh bahkan siswa akan tergugah rasa ingin tahunya sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.
Dalam mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran, seorang guru harus memiliki banyak pengetahuan. Guru harus membuka cakrawala dengan membaca banyak hal untuk mencerdaskan dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi akan menjadi meningkat apabila diawali dengan niat yang kuat. Setelah niat harus diiringi dengan sikap yang tepat. Guru juga harus memiliki keterampilan dalam mengelola proses kegiatan belajar mengajar. Keterampilan-keterampilan seorang guru pastinya juga harus dilandasi ilmu pengetahuan. Dari semua rangkaian tersebut akan menjadikan guru semakin berpengalaman.
Seorang guru harus memiliki asumsi adult learned, yang terdiri dari motivasi, bersikap mandiri, rasa ingin tahu, mampu beradaptasi, adopsi, memanfaatkan ilmu, membangun hidup. Dari bekal asumsi tersebut, seorang guru akan lebih terampil menyikapi permasalahan yang timbul. Guru juga akan lebih terampil dalam menerjemahkan hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar serta kreatif dalam mencari terobosan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan.
Apabila guru dapat menerjemahkan bagaimana kegiatan yang dapat mendukung belajar anak, maka seorang anak akan dapat mencapai High Order Thinking (HOT) dalam periodenya. Interaksi antara guru dan siswa pun akan menghasilkan suatu pengetahuan yang bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar