Selasa, 16 Juni 2015

Akuntabilitas Pembelajaran Matematika di SD

Oleh
Ratna Winahyu Hadiyanti
NIM. 14712251007
Pendidikan Dasar Konsentrasi Praktisi



Refleksi Lesson Study di SDN Sodo Gunung Kidul
pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2015
dengan Guru Model Sri Indhah S., S.Pd & Wulan Setyaningsih, S. Pd.



“Orang terlahir di dunia itu dipercaya~~Prof. Dr. Marsigit, M.A”



Pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2015 diadakan open class di SDN Sodo Gunung Kidul. Kegiatan ini berlangsung di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Open class diselenggarakan dalam rangka Lesson Study yang bertujuan untuk membuka keberhasilan dalam pembelajaran, karena dalam model lesson study bukan guru model saja yang tahu kelemahan, kekurangan, dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran. Namun dari kegiatan lesson study dapat diketahui unsur-unsur mana yang harus dibenahi dan unsur apa yang harus segera dipenuhi. Sehingga kekurangan-kekurangan akan segera dipenuhi dan kelebihan-kelebihan akan dipertahankan guna mencapai tujuan ideal pembelajaran yang diharapkan.
Lesson study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan sustainable, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran.
Kegiatan lesson study di SDN Sodo di Gunung Kidul disambut baik oleh kalangan praktisi pendidikan di wilayah Gunung Kidul. Acara ini disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan Gunung Kidul, Kepala UPT dan Pengawas Wilayah SDN Sodo, serta Kepala Sekolah dan guru-guru SDN Sodo. Tak lupa kegiatan yang telah direncanakan dengan baik oleh mahasiswa program pascasarjana jurusan pendidikan dasar ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Marsigit, M. A.
Kegiatan ini direncanakan dengan baik oleh tim dimulai dari penyusunan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan learning trajectory. Oleh karena itu Rencana Pelaksaan Pembelajaran sudah sangat baik memuat sintak yang mencerminkan strategi, pendekatan, model dan metode serta dilengkapi dengan learning trajectory. Dari membaca RPP, observer sudah dapat melihat materi yang telah diajarkan sebelumnya dan memprediksi materi yang dibelajarkan saat itu serta materi lanjutannya.
Dalam pelaksanaannya sungguh sangat memuaskan, hal ini diucapkan oleh guru model itu sendiri. Sebagai guru sangat tidak menyangka bahwa siswa memiliki potensi luar biasa. Siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Dan sesuai dengan yang dikatakan oleh Prof. Marsigit bahwa orang terlahir di dunia itu dipercaya. Sebagai seorang guru seharusnya memiliki suatu pikiran positif terhadap siswa-siswanya, bahwa siswa-siswanya merupakan siswa akuntabilitas apabila siswa diberdayakan dengan baik.
Pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan berjalan dengan baik dan lancar. Memang tak ada hal yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah, pada pelaksanaan pembelajaran terdapat satu accident kecil karena kesalahan dalam pembagian kelompok. Saat pembagian kelompok guru menjadikannya sebagai kompetisi dan juga diberi waktu yang sangat singkat sehingga ada seorang siswa yang terjepit meja. Selain itu apersepsi yang tidak sesuai dengan rencana pembelajaran juga menjadi masukan dari beberapa observer. Namun ada hal yang menarik dari kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan apersepsi berbeda dengan pembelajaran-pembelajaran biasanya karena dilakukan oleh setiap siswa dalam kegiatan mini dengan mengerjakan soal kecil tentang cita-cita.
Pada saat pembelajaran sudah dapat meminimalisir adanya kelompok semu, yakni guru masih memberi petunjuk secara klasikal. Tetapi ada beberapa anak yang masih berdiskusi dengan kelompok lain yang tidak terlihat oleh pengamatan guru. Kemudian pada makanan yang digunakan sebagai media lebih baik jika dipilih makanan sehat, bukan mie instan. Selanjutnya akan lebih bagus jika dari kubus yang dibongkar langsung dijiplak jarring-jaringnya oleh siswa, sehingga siswa menemukan berdasarkan pengalaman langsung.

Namun terlepas dari kekurangan tersebut ada banyak hal yang sudah baik dari kegiatan ini. Pada perangkat pembelajarannya sudah sangat baik. Hal ini dikarenakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan learning trajectory serta atas dukungan dan bimbingan dari Prof. Marsigit. Sehingga ada banyak hal dari proses pembelajaran yang berbeda dan benar-benar memberikan kepercayaan penuh kepada siswa. Siswa dibiarkan mengkonstruk pengetahuannya sendiri secara kolaboratif dengan rekannya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar